Amperaku~
Pagi tadi hujan. Ada pertanyaan nakal menggantung di kepala. Amperaku bagaimana kabarmu jika ribuan air itu menyerang?. Basah kuyup kau tetap berdiri tegar. Panas terik juga kau tetap bertahan.
Kau pernah bercerita, perihnya ketika menjadi saksi hidup yang menyakitkan. Melihat mereka terjun dari dirimu, meneriaki kehidupan yang tidak mereka terima. Lalu pergi ke alam sana, takkan pernah kembali selamanya. Kau mengeluh keras saat itu.
Tapi amperaku. Entah kau sadari atau tidak. Takdirmu begitu indah. Aku iri padamu. Kenapa? Karena kau bisa menghubungkan daratan ke daratan. Menompang mereka yang memiliki harapan. Membiarkan kaki-kaki itu melewatimu, untuk sebuah tujuan. Kau adalah pengantar cita-cita yang mulia :') seperti yang sering mereka panjatkan. Apa? Yaitu doa. ;)
(Episode hujan mengguyuri kota Palembang, dari pagi tadi sampai sore hari. Membuat aku banyak meminta padaNya. Berbisik lirih tentang mimpiku. Mimpi yang selalu ku tunda dan mimpi di tahun 2016. :')
*apa yang kau pinta saat hujan datang?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar