Selasa, 29 Desember 2015

~sholat subuh..

Warna ungu yang kulihat.. Tubuhnya tergeletak di atas sejadah.. Sejuk yang berkumandang, udara segar yang berhak utk ku hirup,bintang yang masih diatas kepala mendampingi fajarku kali ini, dengan  siapa yang tidak terlena? Untuk ukurn anak yang umurnya 7 tahun bagaimana perjuangannya untuk bangun subuh? Saat kami masuk ke ruang masjid shaf wanita, umii tertidur disana sambil menunggu qomat diteriakkan, kami tertawa lucu melihatnya, perlahan tangan ini nakal untuk membangunkannya, "baa..." kataku sambil mengejutkannya yang mulai membuka mata, diapun tersenyum dan berusaha untuk bangun dari rasa malasnya, tak lama dari itu qomat yang ditunggu datang kami segera berdiri dan aku membantu umiku merapikan shaf disana, beberapa kali mulutnya menguap pertanda mengantuk menggantungi tubuhnya, sempat disenderkan kepalanya pada tubuhku, permintaa untuk segera tidur menggoda sekali, masih diusahakanmya untuk membuka mata meski beberapa kali tampak akan segera rubuh tubuhnya untuk tidur tapi sangat diperjuangkannya untuk sholat subuh, mukena ungu gambar frozen yang masih dipakainya seolah selalu menyadarkan bahwa dia harus fokus kembali sholat, dengan sekuat tenaga dia jalankan 2 rakaatnya subuh ini, ketika imam berkta "assalaamu'alaikum.." pertanda berakhirnyan sholat subuh kami ini, diapun meniduri kepalanya di pahaku, tidur manja sambil mendengarkan imam berzikir panjang, siapa yang tegah membagunkannya? Termasuk aku tidak mampu harus menggoyangkan tubuhnya lagi, tapi ketika imam mulai doa dengan cepat umii bangun dan menadahkan tangannya untuk ikut berdoa, kulihat masih mengantuk tapi lagi..lagi.. Dia berusaha lagi untuk tidak tertidur. Setelah doa panjang sudah dipanjatkan oleh imam masjid ini, diakhiri dengan alfatihah, ketika sudah selesai alfatihah itu kamipun bersalam-salaman sambil sholawatan, umii tersenyum padaku seolah minta izin untuk langsung pulang dan tidur lagi.. Akupun langsung menganggukan kepala pertanda menyuruhnya untuk segera pulang yang rumahnya berada disamping masjid. "Lihat dia.. Umi.. Umur 7 tahun, tapi sangat memaksakan diri sholat tepat waktu dimasjid. Wahai diri malukah kamu? Bagaimana dengan subuhmu? Sesungguhnya salat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya' Dan salat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Flomairo Jannah

Senin, 28 Desember 2015

~Panggilan cinta Allaah

Tubuhnya gemetar hebat, mungkinkah ini yang pertama kalinya? Bukankah sudah biasa melakukannya? Tuntutan profesi yang dijalani memaksa dia untuk muncul kedepan, keluar dari area amannya, menyeret paksa hati yang merasa tak bisa untuk menjadi pahlawan, mungkin kamu akan berfikir hanya didepan anak-anak kecil saja tapi ternyata butuh berjuta kekuatan untuk melakukanmya, harus bisa melawan rasa enggan itu, harus pura-pura dengan semua keraguan itu, hari H pun tiba. Awalnya biasa saja semua baik-baik saja tapi ketika yang diharapkan tiba waktunya srentak langsung serbuan takut itu menyerang, rasa ingin lari dari kenyataan itupun merayap ke relung hati dan jiwa, Tuhan bisa kah waktu dihentikan? Saat ini saja kumohon hentikan saat ini juga, tapi sia-sia semua nya harus tetap berlangsung, panggilan itu membuat kakinya harus tetap berjalan meski pedang takut itu sudah tertancap tapi berharap tancapan itu perlahan-lahan di tarik oleh waktu, semua hening ingin mendengarkan tak lama dari itu suaranyapun keluar "Allaahuakbar..allaahuakbar" bait-bait adzan itu terus dikumandangkannya meski terlihat dan terdengar sekali gugup mengiringinya untuk menunjukkan  contoh adzan pada adik-adik TK-TPA yang kami ajari hari ini, pembagiannya kali ini laki-laki belajar adzan dan berbagi cerita tentang bilal bin rabah karena jika siang desa ini tidak ada yang adzan, sekarang ini yang adzan adalah teman KKN laki-laki kami, dan bagi yang perempuannya kami belajar wudhu dan manfaat wudhu, sebut saja namanya Deno temanku yang memang sukanya dibalik layar tapi untuk kali ini tak ada pilihan dia lah yang harus memperaktikan adzan di depan adik-adik ini, dengan tujuan jika waktu kami habis berada disini mereka lah yang akan adzan disini. Tepukan yang ramaipun menghadiahkan Deno setelah adzannya berhasil dikumendangkan, wajah puas dan legahpun bisa menghampirinya segera dia tersenyum dan menyuruh adik2 yang lain untuk ikut mempraktikan adzan, hingga saat zuhur hari itupun ramai sekali sholat berjamaah dimasjid, dipenuhi anak kecil dr TK sampai SMA masjid desa ini. 'Adikku.. Setelah ini mulailah utk adzan dimasjid, perjuangan kk klian itu panjang n luarbiasa demi kalian, agar desa ini 5 kali seharinya dipenuhi panggilan cinta Allaah utk dpnuhi kwajiban kita sbagai hambanya..'

Flomairo Jannah

Jumat, 25 Desember 2015

~umiiku..:')

"Coba lagi yuk.." pinta umi setelah kupraktekan bacaan qur'an yang ku tahu, lalu kuulangi lagi bacaan itu sampai dia bisa mengikuti.. Waktu ini mnunggu isya' untuk dijawab dan bertepatan di masjid Nurul Falah yang kami tempati setelah 10 hari disini.. Masjid yang sepi tidak banyak yang sholat disini tak ada wanitanya, hanya pria saja itupun jumlahnya kurang lebih 3 orang yang terdiri bapak-bapak dan kakek-kakek semua.. Kami 10 orang baru pindah di desa ini.. Awalnya 'sepi sunyi tidak berpenghuni' itulah kesan pertama kami menginjakkan kaki kemasjid ini.. Sampai hari ke 2 kami silaturahiim kerumah-rumah warga, dan slah satu visi yang diutarakan sahabatku untuk meningkatkan aktivitas agama didesa ini kamipun memulainya dari masjid yang pertama.. Sampai ke hari 10 alhamdulillaah sudah mulai banyak yang datang sholat kemasjid, sejak maulid nabi yang di adakan kemarin, jamaah wanitanya juga bertambah 2 orang sudah mulai aktif sholat berjamaah dimasjid, termasuklah umi adik kecil yang saat ini mengikuti bacaan qur'anku dimasjid, sekali dua kali coba dan dia langsung bisa.. Suaranya lembut sekalii.. Neneknya pernah bercerita padaku sekarang saat adzan tiba umi akan langsung mengambil mukenah untuk sholat dimasjid, anak kecil umur 7 tahun ini selalu membuat kami gemas dengan tingkahnya, apalagi ketika kami dengar dia yang 'mendakwahi' ibunya karena dia harus segera pergi kemasjid melaksanakan sholat lima waktu yang diperintahkan Allaah untuk hambanya.. Hari ini saat menunggu isya' tiba dia setengah berlari menemuiku dengan membawa iqro' miliknya, "yuk ajari ngaji yuk.." katanya sambil membuka iqro' 4 padaku.. Dengan seksama dan sabarnya dia mengangguk-angguk saat aku benari bacaannya, lalu ayahnya yang paling rajin adzan dimasjid ini mengatakan padaku membuat aku dan umii stop mengaji "mbak ajari umi .. Supaya gak nakal lagi mbak" serunya padaku, segera ku jawab "tidak pak.. Umi tidak pernah nakal pada kami" kawan yang lain pun menimpali begitu, bapaknya pun berlalu untuk segera adzan masjid.. "Tidak pak.. Umi bukan anak yang nakal, tp dia anak yang istimewa.. Seperti bapak, yang istimewa mengajak umi kemasjid yang kadang duluanlah umi datang kesana dari pada kami.. Semangatnya membuat kami iri, polosnya dia yang belum tergores oleh dunia ini, sungguh membuat kami cemburu karena ketaatannya pada Mu.."

(Flomairo Jannah)

Rabu, 23 Desember 2015

~malaikat yang berjubah hitam

Sepi malam hendak menghampiri.. Tapi tidak bisa karena aku terlalu sibuk dengan kejadian sore tadi, masih jelas dimemoriku, yang kudengar sore tadi.. Namun sebelumnya kemarin ada pertengkaran yang terus saja berlangsung sampai sekarang.. lili yang pintar tapi terkenal sombong dan angkuh disekolah ini jelas memiliki banyak musuh, termasuk teman-temanku tidak menyukainya, sampai Tari yang melihat lili marah pada sarah karena kesalahan sarah berkas beasiswa lili dengan limas tetukar, Lili marah semarahnya pada sarah katanya lili sangat menunggu cairnya beasiswa itu kemarin, tapi karena kesalahan sarah itu jadilah harus di urus lagi berkas itu, karena ayah sarah orang yang cukup berada dikampus ini jadi bisa diurus ulang beasiswanya, tari yang memang dari dulu sering bersinggungan dengan lili melihat lili marah nya tidak lazim pada sarah ditengah keramaian dan sampai mengungkit2 tentang keluarganya sarah jadi marah dan jadilah tari dan lili  bertengkar dan beradu mulut, sarah yang lembut hanya bisa menangis dan berulang kali minta maaf pada lili. Semua orang yang melihat pertengkaran itu mencibir lili karena dianggap sangat ktterlaluan marahnya pada sarah, dan pertengkaran itu masih berlangsung sampai sekarang. Namun sore tadi semuanya mengubah pandanganku, ketika aku pergi ke ATM untuk mengambil uang kiriman orang tuaku karena kami tinggal asrama disini, aku bertemu dengan lili yang sepertinya habis mengmbil uang di ATM tapi aku sempat mendengar percakapan telfonnya saat itu yang tanpa disadari ada aku dibelakangnya yang ingin mengembalikan resinya yang jatuh, "bu sudah ku kirim uangnya, operasi lisa segerlah lakukan.." katanya sambil menyebut-nyebut akan segera datang ke yayasan kanker hidayatullah sekarang, diapun segera berlalu tanpa membalikan badannya, adik? Setahuku lili adalah anak tunggal. Tapi entah lah yang pastinya aku tahu sekarang kenapa lili bersikeras ingin uang itu segera cair, tapi sayang bnyak yang tak tahu alasan itu.sekarang pandanganku bebinar jika bertemu dengan lili, dia adalh malaikat tanpa bersayap yang tak terlihat oleh banyak orang, malaikat yang berjubah hitam ikhlas tanpa harus menunjukkan bahwa dia itu sebenarnya bersinar bagi orang lain. Teguran yang sangat tajam ketika Allaah menuntunku untuk ke ATM tadi sore, membuat teman-temankupun merasa bersalah karena sudah mencibirnya ketika kuceritakan apa yang kudengar disana, dan kini tinggalah tari yang galau harus bagaimana minta maaf  dengan lili :'D

(Flomairo Jannah)

Senin, 21 Desember 2015

~ayukku istimewa

"Yuk ciik ayok ke PS?" ajakan itu selalu membuat senyumku mekar, mengembang bagai adonan donat yang membesar, jika suara itu terdengar ditelinga maka tak ada alasan untuk menolaknya, sampai disana aku tak akan menyia-nyiakan pertanyaanya "mau makan apa?, mau eskriim itu? Mau beli buku apa?" 3 pertanyaan yang selalu kutunggu jika kami pergi kepasar bersama, karena akan dipenuhi semua jawabanku yang kuutarakan padanya, dia bukan orang kaya yang mewah tapi paling bisa membuat kami terutama aku terpesona dengan semua kebaikan yang dia punya, hampir jilbab dan baju-baju yang ku miliki dari keringatnya, dan terakhir sebelum aku berangkat dia dengan romantisnya memperhatikanku membelikan kaos kaki yang banyak untukkuku, sangat ingat sekali dia bilang "yang ini bagika pada teman-temanmu ya" serunya karena tidak hanya aku tapi orang-orang di sekitarku pun diperhatikannya, ah ayukku.. Kapan aku gantian memberikan itu semua padamu:') tak cukup hanya itu saja, kemarin ketika aku pulang kerumah ada 1 paket yang kau pesan datang ternyata isinya adalah gamis yang sengaja kau belikan untukku, aku ingat dulu aku pernah bilang aku ingin punya gaya gamis seperti ini,  ternyata kau cari dan belikan untuku.. Ah ayukku kapan gantian aku juga yang memberikan untukmu:') begitu lah dia.. Hanya tahu bagaimana cara membahagiakan orang lain tapi tidak tahu bagaimana membahagiakn diri sendiri.. Paling suka saat curhat dengannya bercerita berdua dikamar kami saja, suka lupa waktu sampai kalau lihat jam ternyata sudah pergantian hari.. Ah tak pernah ada habisnya jika bercerita denganya.. Sistaa.. Di hari ibu ini kau milad dan yang kesekian kalinya tak ada kado yang bisa kuberikan, doa yang tulus agar kau kelak menjadi ibu yang sholehah, mnjadi pribadi yg lbh taat, mnebar banyak manfaat, slalu kupanjatkan diujung sajadah malam, saat bermesraan denganNya insyaAlllaah namamu tak pernah lupa ku sebut dihadapaNya.. Selalulah jadi ayuk kami yang istimewah:') aku bersyukur terlahir sebagai adikmu^_^ ana uhibbukifillaah ayuk sakk syg slalu untukmu yang disana:')

(Flomairo Jannah)

~hikmahnya..


Kekecewaan di wajahnya sangat terlihat sekali, pasalnya sudah 3 kali lomba olimpiade diikutinya, sampai keluar kota pun pernah, tapi tak juga membuahkan hasil yang diinginkan, sampai ini yang ke tiga kalinya dan sepertinya kegagalannya kali ini memberikan efek yang sangat dalam, sampai saat aku temui dia tersenyum setengah padaku, memaksa untuk menerima semua dengan ikhlas, tapi tampaknya tak segampang itu, hingga ku dekati mencoba untuk menyemangati tapi belum sempat aku berkata apa-apa dia sudah berkata duluan "aku tak mau lagi mbak ikut lomba.. Malu aku.. Kecewa sekali.. Kemampuanku memang tak sehebat mereka.." kutenangkan dia saat itu berbagai kisah sukses ku bagi padanya kukatakan bahwa tak ada perjuangan yang nikmat jika tak ada batu-batu kerikil yang datang, gagal itu bukan akhir nya tapi itu adalah pembalajaran dan pengalaman yang berharga, sampai ada perlombaan lagi seperti biasa kami mendorong semua adik-adik kami untuk mengikuti lomba itu agar dapat digali potensi-potensinya, tapi untuk adikku satu ini belum sembuh kecewanya dari lombanya waktu itu dan ia lebih memilih jadi penonton saja dari pada jadi peserta, tapi takdir Allaah berkata lain, hari itu lomba olimpiade yang peserta 1 kelompoknya 3 orang ada temannya yang kekurangan 1 peserta, jadilah karena harus segera tampil mereka membujuk adikku itu untuk melengkapi saja agar bisa ikut lomba, awalnya keras tak mau tapi luluh juga setelah ukhuwah diantara mereka saling terasa, ketika dipanggung tanpa persiapan apa-apa adikku itu hampir semua pertanyaan juri bisa dijawabnya, di kelompoknya dia lah yang paling banyak menjawab sehingga kelompok mereka masuk final dan ketika presentasipun dia lah yang pandai berbicara hingga memukau semua juri dan akhirnya ketika pengumuman lomba kelompok mereka lah yang juara pertama. Subhanallaah tanpa disangka-sangka aku memang tahu kemampuannya dari dulu lebih dari yang lain hanya saja dulu memang belum tepat  waktunya untuk dia menang, dan sekarang wajah nya terlihat lebih ceria dari sebelumnya, tapi sedikitpun dia tak pernah membahas juara 1 nya karena dia bilang padaku dia tahu rasanya kecewa dan gagal itu seperti apa, tidak seperti temannya yang dulu juara 1 diumbar kemana-mana hingga membuat mereka yang kecewa karena gagal tambah sakit hatinya dengan mendengar cerita mereka yang berhasil. Ternyata dengan gagalnya dia dulu membuat dia semakin rendah hati karena kemenangannya yg sekarang ternyata itu lah rencana Allaah yang indah.

Flomairo Jannah

Minggu, 20 Desember 2015

~telfon ibumu..


"Nak sini.. Main kerumah ibu nak.." panggil seorang ibu yang duduk di teras rumahnya seraya memanggil kami yang sedang berjalan pulang, karena sudah dipanggil jadilah aku dan fatimah mampir kerumahnya..kami salami lalu berbincang bersama.. "Kalian baru pindah ya nak? Dari mana?" tanya nya penasaran " iya bu.. Kami dari palembang" jawab fatimah, "rumah ini sepi nak, anak ibu sudah nikah di luar kota semua dan yang bungsu lagi di Palembang menimbang ilmu bidang perawatan disana, bapak ke sawah dan ibu sendirian dirumah, kadang ibu menangis sendirian karena rindu dengan anak-anak dan cucu, tapi mau gimana lagi memang keadaanya seperti ini, ibu cuma bisa mendoakan saja.." ungkap bu murni yang bercerita pada kami, "ibu cuma bisa diam saja dirumah, acara tv juga gitu-gitu aja.. Nak kalian boleh kalau mau menginap disini merewangi ibu dan bapak disini.. Lihatlah rumah ini gede tapi gak ada orangnya cuma ramai pada saat lebaran idul fitri saja.." lanjut bu murni lagi, aku dan fatimah mendengarkan saja curhatan bu murni yang terlihat sekali rasa rindunya terhadap anak-anaknya terutama pada anak bungsunya yang katanya sebaya dengan kami dan menggunakan jilbab juga seperti kami, ditunjukkannya foto jelita anak bungsunya itu pada kami, kulihat matanya bebinar lalu berembun dan menetes satu persatu ketika dia bernostalgia membicarakan keinginan anak nya dulu yang mau melanjutkan kuliah, karena ingin mengangkat derajat orang tuanya yang petani dan ingin lebih baik dari ibu dan bapaknya, saat kulihat air dr mata bu murni jatuh yang kuingat adalah mamaku dirumah, ingat sekali ketika aku sebelum berangkat kuliah menyuruh mama istirahat saja dirumah tidak usah kekebun karena sakit rematik kakinya yang susah berjalan, tapi dengan keras mama tetap pergi juga. 'Ma ini kah alasan mama juga? Lebih memilih kekebun membantu papa disana dari pada dirumah karena sepi dan sendirian? sebab kami ke5 anak mama siang hari sibuk ke sekolah, kuliah, dan kerja?' ini kh yang mama rasakan menangis sendirian dirumah mengingat kami yang terlalu asik dengan dunia kami tanpa memperhatikan? Bahkan menanyakan sudah makan belum saja tak pernah?' aku dan fatima juga menangis mungkin fatima juga merindukan mamanya dirumahnya.. Setelah pulang fatimah bicara padaku "sintia.. Telfon ibu mu mungkin sekarang sedang merindukanmu.. Kamu harus bersyukur masih bisa berbicara dengan ibumu.." ucapnya sambil mengusap air mata yang semakin deras jatuh..

Flomairo Jannah

Sabtu, 19 Desember 2015

~tamparan yang kuat sekali~


"Ingatlah kisah nabi ismail kecil dan ibunda siti hajar kita yang lembut dulu, bagaimana mereka  atas rencana Allaah ditinggalkan di tempat yang tidak berpenghuni,  gersang karena sejauh mata memandang adalah padang pasir, panas dan tempat yang tidak ada pohon hanya ada tumbuhan kaktus saja, ditinggalkan sendirian lalu, meski menangis tapi setelah tahu itu adalah perintah Allaah maka dengan ikhlasnya menerima semua ketetapanNya, lalu siapa yang menolong mereka? Disaat kehausan dan nyaris tak ada orangbsatupun disana hanya mereka berdua saja, siapa yang bisa membantu mereka? Siapa yang peduli pada mereka? Hanya Dia-lah yang menolong mereka, Allah yang maha kuasa dan maha segalaNya, hanya Allaah saja! Tidak ada seorang pun!..lalu apa lagi yang dikhawatirkan??" suara sahabtku syifa terdengar keras sekaligus membunuh ungkapanku ketika aku mengatakan bahwa sebenarnya aku takut melakukan perjalanan ini sendirian, perjalanan yang dari tempat ke tempat adalah 3 jam lamanya, tidak tahu arah hanya dijelaskan petunjuk mobil yang harus ku naiki saja, sendirian tidak mengenal siapa-siapa demi terjalannya salah satu mata kuliah yang menjadi syarat sidang skripsi nantinya, maka mau tak mau harus kujalani perjalanan sendirian iini meski tanpa mengenal siapa-siapa, walaupun berbagai bayangan takut terjadi ditengah jalan pun menghantuiku terus menerus, tapi setelah mendengar ucapan syifa akupun terdiam tak bisa membantah apapun, seperti terasa tetampar sekali pipiku, tamparan yang kuat, yang menyadarkanku apa yang kutakutkan? Padahal ada Allaah yang selalu menemani? Apa yang aku bayangkan padahal semua yang terjadi adalah takdir Allaah sudah Allaah rencanakan yang terbaik untukku, jika tidak ada perjalanan ini maka aku tidak akan pernah belajar melawan rasa ttakut dihati,  tidak akan pernah bisa melakukan perjalanan sendiri, akan terus takut jika tidak pernah kujalani, dan tidak akan pernah belajar kuat seperti bunda siti hajar yang harum namanya di dalam sejara islam ini:')

"Laa tahzan.. Innallaaha ma'ana ^_^

Flomairoh Jannah

~Laki-Laki baik itu..

"Aku tidak menyangka tiara jika Zidan seperti itu" kata Lia sambil terisak menangis kecewa ternyata laki-laki yang katanya 'alim' selama ini sama saja dengan laki-laki lain diluar sana, "arum.. Kenapa baru cerita sekarang?" tanyaku sedikit kesal kenapa sahabatku yang ku kenal dari 2 tahun yang lalu tapi tidak terbuka denganku, "kan sudah ku katakan kami tidak ada hubungan apa-apa, tapii.." dia menangis lagi sambil sedikit ragu dan aku sudah tahu apa yang ingin dia lanjutkan "tapi kalian saling menasehati lewat telfon? Saling membangunkan untuk tahajud? Sholat berjamaah bersama dimasjid dengan janjian? Itu semua memang bukan pacaran tapi secara tidak langsung kalian itu sama dengan mereka yang pacaran, arum.. Sudah sering kita dengar tausiyah tentang 'jangan dekati zina!, zina hati juga termasuk ketika kita menunggu smsnya dan ada getaran disana, gelisah jika tak ada kbar, itu sudah termasuk zina hati arum.. Arum yakinlah laki-laki yang baik dia tidak akan berani mengganggu iman kita, dia tidak akan berani mengganggu proses hijrah kita, dia tidak akan berani menunjukan suka nya sebelum akad tertunaikan, dia tidak akan mengetuk hati kita lewat pesan-pesannya, dia tidak akan mencoba mencuri perhatian kita, karena dia yakin tulang rusuknya tidak akan mungkin tetukar, dia akan percaya dengan semua SyariatNya, dia akan berusaha menjalankan syariatNya, karena dia tahu semua syariatNya baik untuknya" ucapku sambil menasehatinya.. "Iya tiara.. Ternyata bukan dengan aku saja dia memberikan perhatian itu tapi dengan banyak wanita.. Astaghfirullaah.. Semoga Allaah mengampuniku tiara.. Bantu aku untuk istiqomah.. Bantu aku untuk melupakanna.." dihapusnya air matanya meski kadang tetes-tetes air mata itu kembali jatuh.. 'Alhamdulillaah Allaah tunjukan yang sebnarnya Allaah buka mata hatinya.. Dan alhamdulillaah semoga ini yang terakhir baginya..' puing-puing doa itu ku simpan baik-baik kusampaikan sepenuh hati agar cinta yg fitrah tidak ternoda oleh proses yang salah

(Flomairo Jannah)

Rabu, 16 Desember 2015

~mengajar ngaji

Perjalanan yang cukup jauh dari rumah kosan ke tempat tujuan, hanya menggunakan kaki saja, berjalan bersama citra teman kosan ku, sepanjang jalan kami mengobrol bersama membicarakan apa saja untuk menghilangkan rasa letih yang ada, dan sesekali bertanya pada warga dimana tempat tinggal ibu Mirna guru mengaji disni, aku dan citra diterima bersama menjadi guru, dia guru matematika dan aku guru agama, tapi dari dulu setelah lulus dari pesantren kami mengajar di dekat kosan kampus sewaktu melanjutkan perguruan tinggi, dan sekarang merasa benar-benar berjodoh dengan citra kamipun di terima disalah satu sekolah swasta yang baru dibangun di daerah pakjo palembang ini untuk menjadi guru. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, kamipun akhirnya sampai disana. "Assalaamu'alaikum" ucap kami serempak, tak lama dari itu ibu yang tinggi nya tak jauh dari kami wajahnya bulat dan jilbab hitam dikenakannya keluar dari rumah , baru pertama ini kami bertemu tapi sangat nyambung berbicara bersama, sampai ke satu titik kami membicarakan tentang maksud tujuan kami bahwa ingin membantu mengajar mengaji disini, tampak sumringah sekali wajahnya dengan mata bebinar ia mengatakan pada kami " alhamdulillaah semakin banyak yang peduli dengan masyarakat yang belum bisa mengaji" panjang lebar dia membicarakan betapa pentingnya mengajar mengaji hingga ada ucapannya yang membuat aku tersentuh sekali "nak.. Amal itu bukan kayak naik mobil angkot bisa numpang, amal itu pertanggung jawaban diri sendiri, semua amal kita akan dipertanggung jawabkan masing-masing, semakin banyak amal ini semakin bisa kita menuju ridhoNya, dengan bahan bakar yang kita kerjakan didunia ini, nanti diakhiratNya kita akan mengendarai mobil sendiri-sendiri". Subhanallaah bu mirna meski telah berumur tua tapi semangatnya menyebarkan agama Allaah semakin berkorbar dan tinggi saja, hingga malu aku.. Yah malu sekali karena perjalanan jauh saja masih kukeluhkan. Bagaimana dengan dia yang mengajar ngaji rutin dengan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, dan staf di salah satu perusahaan negri yang bekerja hingga sore, tapi tetap peduli dengan generasi bangsa ini:')

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (muhammad:7)

Flomairo Jannah

Selasa, 15 Desember 2015

~hotel yang mewaah~

Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang memakai headset mendengarkan lagu, ada yang membaca buku, ada yang asik memgobrol, ada yang bersenandung merdu menyanyikan lagu, ada yang nampak mual dan beberapa kali muntah, dan kebanyakan dari mereka tidur menunggu perjalanan bis sampai ketujuan. Disebut perjalanan kami ini PPL (Paktek Pengalaman Lapangan) kuliah yang dilaksanakan oleh mahasiswa smester 7. Perjalanan keluar pulau menyita waktu dan tenaga kami, ada beberapa hari kami menginap dihotel, fasilitas lengkap, kamar yang mewah, kasur yang empuk, lemari yang besar, kamar mandi yang layaknya kamar orang kaya, siapa yang tidak senang? Ya manusiawinya semua orang bahagia dengan fasilitas yang ada. Malam ini sepi sunyi menunggu perjalanan pulang setelah PPL 7 hari, ada satu suara yang kudengar dan menyita perhatian kami semua yaitu Jaya teman satu bis ku yang membawa gitar dan sukanya bernyanyi, tapi lagu yang dibawakannya kali ini sungguh menyayat hati. Lagu peterpan dengan judul 'ayah' yang dimulai nya dengan lirik.."lihat lah hari berganti.." kami dibawanya hanyut dengan lirik yang dinyanyikannya, apa lagi dengan reff yang di senandungkannya "untuk.. Ayah tercinta.." lirik reffnya membuat suara isak tangis kami semua terdengar perih, kerinduan akan keluarga ingin membuat kami segera bertemu, tidak sedikitpun keinginanku untuk kembali kehotel yang mewah itu, tidak sdikitpun ada rasa ingin terus tinggal disana, sungguh tidak ada sdikitpun, karena semewah apapun tempat tinggal orang lain, yang paling nyaman adalah tempat tinggal sendiri, karena tempat keluarga berkumpul dan tempat dimana ada ayah dan ibu yang menyayangi sepenuh hati:') meski tak semewah hotel punya, meski tak selengkap fasilitas yang ada, tapi kehangatan keluarga yang membuat selalu betah meski tinggal digubuk yang biasa-biasa saja:')

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.." (QS. Luqman 14)

Flomairoh jannah

Senin, 14 Desember 2015

~teman baik.. Teman burukk..

"Hari ini jualan lagi yuk tika?" tanya mama padanya, kami sengaja main kerumahnya karena mengembalikan mixer yang kami pinjam minggu lalu, dengan wajah lelahnya dia menjawab "iya bi.. Tika mau ngumpuli uang untuk Ridho agar bisa masuk TK nanti" ucap ayuk keponakan ku ini menjawab pertanyaan mamaku tadi, aku yang lagi membantu menyusun piring mendengarkan percakapan mereka saja dengan diam. Sambil memandangi ridho anaknya lagi nonton tv didepan yuk tika bercerita lagi pada mama tentang suaminya kak nafis yang semakin tidak karuan, semua barang dirumah sudah dijualnya demi membeli narkoba yang sudah menjadi kecanduan baginya, sejak kak nafis makin tak terkendali yuk tika pulang kerumah orang tuanya membawa beserta ridho anak semata wayangnya agar tidak kena getahnya, kini kak nafis pergi berkelana entah kemana mencari obat-obatan terlarang yang sudah seperti segala-galanya baginya, sedangkan orang tua kak nafis juga tidak bisa mengendali kannya juga, hingga dilaporkan ke pihak yang berwajib agar direhabilitas tapi tak bisa juga tertangkap sampai sekarang. Awalnya yuk tika berfikir bahwa kak nafis bisa berubah setelah menikah dan punya anak, tapi karena pergaulannya diluar yang tidak  terkontrol oleh yuk tika ternyata kak nafis makin jadi, dan kini tinggalah yuk tika yang seharusnya  tulang rusuk bagi seseorang yang  dilindungi dan di penuhi kewajibannya kini harus menjadi tulang punggung bagi anaknya, air matanya mengalir lagi, lagi dan lagi. Janji suci dulu dan sumpah dihadapan keluarga beserta para malaikat yang menyaksikan akad mereka kini menjadi buih saja.

“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Flomairo Jannah

Minggu, 13 Desember 2015

~anakku~


Baru 1 hari aku pulang kampung, karena lagi liburan semester. Lagi duduk-duduk didepan teras rumah memandangi halaman rumah yang makin banyak berubah, tak lama dari itu kakak pulang entah dari mana, ayah yang duduk diruang tamu langsung menegur kakak saat itu, 'dari mana rian? Kenapa semalam tak pulang?" tanya ayah sambil menatap tajam kekakakku, disuruhnya kakak duduk dulu, tak seperti biasa ayah juga menyuruh ku dan adik-adik yang lain bergabung diruang tamu, kamipun duduk disana, hanya ibu yang didapur sedang membuat kopi ayah, kakak hanya terduduk diam tidak menjawab pertanyaan ayah tadi, suasana sepi menyapa kami, "kalian bisa berdoakan?" tanya ayah pada kami semua, sesaat kami bingung 'apa yang hendak ingin ayah tanyakan sebenarnya?' tanyaku dalam hati. "Rian kamu bisa mimpin sholatkan?" tanya ayah pada kakakku lagi. Ibu datang membawa kopi ayah, lalu duduk di samping ayah, lengkap sudah kami duduk bersama diruang tamu, masih dalam suasana dingin tampak nya ibu juga menunggu apa yang ingin ayah katakan pada kami. "Ayah ingin jika nanti ayah dan ibu  dipanggil Illahi, kalianlah yang mengurus jenazah kami, dari memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan, jika nanti ada aib yang tak berkenan cukup kalian saja yang tahu dan yg menutupi, lagi pula  siapa lagi yang akan mendoakan kami jika bukan kalian darah daging kami, yang kami besarkan dengan sepenuh hati? Tubuh ayah sudah tidak kuat lagi nak, sudah rentah, ibu kalian juga sudah keriput dan beruban, tak banyak yang kami inginkan nak" ucap ayah mengutarakan keinginanya tampaknya kata-kata itu sudah lama ingin disampaikan hanya saja mungkin menunggu kami kumpul lengkap dan bersama. Hanya sedikit permintaannya seolah menegaskan bahwa ayah dan ibu tak butuh segala kemewahan yang sedang kami coba gapai, hanya menginginkan kebaikan untuk akhirat kelak. Dadaku sesak. Sesak sekali. Mendengar permintaan ayah yang kurasa sangat menyayat hati, sampai sekarang aku merantau kepalembang untuk kuliah disini kata-kata itu masih terngiang dan wajah sendu ayah masih terbayang. "ayah ibu, aku ingin memberikan mahkota kepada kalian diakhirat nanti.." kata-kata itu kutulis didinding kamar kosanku sebagai pengingat bagiku, jika aku mulai terbuai dengan dunia ini. (Flomairoh Jannah)

Sabtu, 12 Desember 2015

~Kaya~


"Aku tidak bisa tidur disini!' ucap bibiku pada suaminya makin menegaskan bahwa dia tidak mau menginap dirumah sederhana ini "astaghfirullaah.." ucap ibuku lirih karena tidak sengaja lewat kamar depan memang tempat yang sudah disediakan untuk mereka, agar mereka bisa menginap disini kakakku rela menginap dirumah temannya jadi lah kamar itu kamar depan tempat mereka berada. Diantara keluarga ayah ku memang bibi dan pamanlah yang paling berjaya secara ekonomi, mereka kepalembang karena menjenguk anaknya yang kuliah di universitas negri disini. Untuk menghargai ayah dan ibuku suaminya mengajak menginap disini satu malam saja karena mungkin setelah itu mereka akan menginap dihotel karena bagi mereka mudah untuk menginap disana. Agar tidak bertengkar akhirnya mereka tidak jadi menginap disini. Ayah dan ibu hanya memendam kecewa pada mereka. Dan aku hanya diam saja karena memang keadaan disini tidak seperti yang mereka punya. Malamnya mama bercerita padaku dikamar "ayahmu memang tidak sekaya mereka nak, tapi ayah mu dulu pergi merantau dari linggau ke palembang untuk berjuang sekolah disini, biaya sendiri hanya bermodal berjualan kantong asoy hitam di pasar 16 dari subuh sampai agak siang setelah itu menjual apa saja yang penting halal, di bawah jembatan ampera, siangnya sekolah dan alhamdulillaah ayahmu lumayan pintar sambil mengajar privat dimana-mana, setelah lulus SMA diterima di PNS dan memilih tidak kuliah karena ayahmu menyekolahkan 3 orang adiknya sampai lulus sekolah semua, dan hanya pamanmu kakaknya ayahmu itu lah yang bisa melanjutkan kuliah dan sekarang S2. Tapi kamu patut bangga sayang dgn ayahmu, karena ponakan dari ibu juga ada yang di sekolahkannya sampai tamat sekolah dan sekarang bekerja dimalaysia" cerita ibu padaku malam itu.. Ditutupnya pecakapan kami malam itu dengan pesan darinya  "kaya itu memang baik syg, tp kaya hati lah yang lebih baik dan disukai Allaah" dan ibupun berlalu sambil kulihat embun dimatanya yang siap terjun dari pelupuk lensa cahaya wajahnya. *teringat hadis Rasulullah "sebaik-baik manusia, bermanfaat bagi orang lain"(HR.Bukhari)
(Flomairoh Jannah)

Jumat, 11 Desember 2015

~anginku..


Angin itu menyentuh tubuhku.. Berhembus kencang namun kadang pelan sekali..
angin kemana kau pergi?
Boleh kah aku sekali saja melihatmu?
Mengetahui rupamu?
Bersua dengan wajahmu..

Wahai anginku..
Kadang aku berjalan jauh..
Dan angin menyapaku..
Kau kah itu?
Anginku kau kah itu yang diam-diam menyemangatiku lewat hembusanmu?

Wahai anginku..
Tahu kah kau ?
Kadang aku nakal sekali pada Dia yang menciptakan kita..
Aku sering membujuknya untuk bisa sekali saja ingin menyentuhmu..
Merasakan bagaimana sebenarnya bentuk mu itu..
Aku juga meringis meminta pada nya untuk diperbolehkan sekali saja membuka buku rahasia yang ada namamu..
Karena aku tidak tahu namamu.. Pangkal huruf namamu saja tidak terbayangkan di mimpi malamku..

Anginku..
Dia sering menegur ku..
Dia bahkan sering menggelengkan kepala, katanya biar tetap terjaga..
Maka Dia rahasiakan dirimu dariku..
Dia sembunyikan semua tentangmu..
Bahkan suaramu saja aku tidak tahu..

Anginku pernah aku bertanya pada nya..
Bagaimana kondisimu saat ini?
Sehatkah? Atau malah sedang mengurung diri karena sakit?
Kau lagi bahagiakah atau malah bersedih karena terluka oleh angin yang lain?
Sedang berjuangkah atau sedang berbagi dengan angin yang lain? Sedang lelahkah?
Atau malah sedang memaksakan diri dari tubuh yang hancur berseret-seret untuk berlari?

Anginku..
Dia bilang padaku bahwa dia akan menjagamu..
Dan aku selalu percaya akan janjiNya karena janjiNya itu selalu benar..
Anginku sedang apapun dirimu, bagaimanapun bentuk wajah, suara, dan namamu berusalah untuk memainkan peranmu sebagai seorang hamba padaNya..
Agar kelak yang katanya 'indah pada waktunya' dapat kita temui karena RidhoNya..

(Flomairo Jannah)

Kamis, 10 Desember 2015

~impian ke malaysia~

Setelah lulus SMA aku ingin ikut ayukku ke malaysia bekerja di salah satu perusahaan disana, sudah direncana kan dari awal, mulanya ada laki-laki mapan yang melamarku karena perjodohan orang tua tapi karena keinginan ku ke malaysia lebih besar dari pada disini, sehingga dengan berbagai alasan akupun menolaknya, berbagai lowongan pekerjaan di indonesia yang ditawarkan teman-temanku tak kuhiraukan semua, aku menunggu kabar dari ayukku disana di kota yang terkenal dengan menara kembarnya, tapi satu tahun tak kunjung juga datang, ayukku janji lebaran idul fitri akan pulang dan membawaku kesana, tapi tak pulang jua, sudah itu menelpon akan pulang pada saat tahun baru tapi lagi lagi tak ada tanda-tanda akan kehadirannya.. Lama-lama kecewa aku padanya, 2 tahun sudah berlangsung, dengan semua janji dan impian yang kurancang perlahan punah. Ibu dan ayah marah-marah karena aku yang hanya makan tidur saja dirumah tak mau bekerja apa-apa. Sampai omelan-omelan mereka menjadi berisik sekali ditelingaku! Hingga aku bilang aku bosan dan ingin pergi saja! Lalu ibu menawarkan aku tinggal di tempat ponakan ku yang sama tinggal di palembang juga tapi kondisi keuanganny sedikit lebih baik dari kami, agar aku idak bosan saja, jadi akupun menyetujuinya dengan berharap dapat suasana baru disana. Namun, ketika aku datang kesana malam pertama menginap disana aku diajak cerita oleh 2 ayuk ponakan ku tentang makna hidup, seolah terbius oleh cerita2 dari mereka aku sedikit-sedikit mulai mau sholat, mulai banyak bertanya tentang islam, aku diajak mereka sholat berjamaah. 'Ah sungguh syahdunya' lirik hatiku pada mereka. Hingga sholat sunnahpun ku jalankan. Sampai akhirnya ayukku yg dari malaysia datang ntuk mengajakku kesana. Sunggu indahnya rencana Allaah.. Aku di beri bekal agama dulu yang baik baru Allaah beri waktu yang tepat untukku berangkat ke sini, ke malaysia yang ternyata jika tak kuat iman bisa saja aku melakukan kesalahan selama mengais rezeki, karena bisa saja aku khilaf ketika terlena dengan semua nafsu ku dulu:'))

(flomairo Jannah)

Rabu, 09 Desember 2015

~senyum mekarnya~


Suara hujan itu makin deras terdengar.. Ku pandangi hujan yang turun lewat jendela kamar, 'bahkan hujan saja ikhlas takdirnya yang selalu jatuh kebawah' kataku bergumam sendiri. Langit malam ini sangat gelap tak terlihat bintang, tak trlihat bulan, yang terlihat hanya hujan yang makin deras saja. Rumah yang sederhana ini cukup di tinggali hanya 5 orang, papa, mama dan kedua adik-adikku yang masih kecil. Rasa gelisa menunggu seseorang sangat terlihat diwajah ini, kuingat pesannya jika aku meminta hujan berhenti "hujan itu berkah, jika minta berhenti hujan berarti meminta keberkahan itu berhenti datang, jangan menghakimi Allaah dengan permintaan berhenti hujan, karena mungkin saja hujan ini sedang  dibutuhkan oleh banyak orang diluar sana" katanya yg wajahnya sangat kuingat, wajah yang penuh banyak kerutan dikeningnya ketika permintaanku kuutarakan, yang paling banyak kerja kerasnya ketika aku bilang ingin melanjutkan kuliah,  motornya yang pernah dijualnya karena demi terwujudnya mimpiku proses demi proses itu dilakukannya, marahnya dia ketika aku pulang jam 7 malam karena habis batre hp tak bisa mengabarkan dan terkendala oleh macet yang panjang, terluka parahnya dia karena memboncengku untuk mengantarkanku kekampus ditabrak oleh orang yang mabuk dijalan, selalu gelisa menunggu kabar dariku ketika aku dikirim keluar kota mewakili kampusku disana, yang tak pernah terlihat lelah bahkan hari minggupun kekebun untuk menambah pemasukan dirumah. "Assalaamu'alaikum" suara yang sangat ku kenal membuka pintu depan rumah, dan masuk dengan baju basah kuyup karena hujan. kulihat jam 11 kami semua belum tidur karena menunggu papa dan terdengar suara adik kecilku "papaaa" katanya menyambut papaku, dengan senyum yang mekar papa mencium adikku, ya saat papa pulang dari kerja saat dia disambut oleh kami semua, saat itu lah aku bisa melihat senyum mekarnya:')

“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”. (Flomairo Jannah)

Selasa, 08 Desember 2015

~akhirnya kucapkan juga hari ini~

Aku berjalan kaki dari rumah menuju jalan besar untuk menunggu mobil angkot, 'ah andai bisa bemotor mungkin sekarang sudah sampai dikampus dengan tenang' keluhku, seperti biasa aku menunggu sambil membayangkan setelah dari mobil angkot ini harus berjalan lagi menuju fakultasku, tibalah mobil angkot itu aku naik sambil menghela nafas lesu karena uang 4000 ku harus ku bayar kemamang sopir nantinya setelah aku sampai di gerbang kampus. Setelah naik, mobil itu langsung berjalan mengikuti jalur yang semestinya, tak jauh dari tempatku menunggu mobil tadi, ada seorang wanita yang membawa tas gendong berbaju hitam berjalan. Entahlah tujuannya kemana akupun tidak mempedulikannya. Sesampainya didepan gerbang aku turun dan menuju fakultas dengan sedikit terburu-buru sambil menggerutu karena aku takut terlambat. Setelah itu kuikuti mata kuliah  hari itu dari jam 8 sampai sekitar jam 11. Tiba lah aku pulang dengan wajah lelah karena harus berjalan lagi setelah dari angkot pulang ini, sudah terbayangkan dikepalaku terik matahari, rasa lapar dan haus yang akan menemaniku nantinya. Setelah mobil angkot tiba akupun naik berebut tempat duduk dengan penumpang yang lainnya, hal yang sangat malas kulakukan karena harus menyita tenagaku selalu, akhirnya dapatlah aku tempat duduk paling samping dekat jendela. Kucoba duduk dengan tenang tapi 'sempit sekali' fikirku lagi karena semua orang memaksa untuk duduk, dengan wajah tak senang kubuang mukaku keluar jendela dari wanita yang duduk disampingku, ketika mobil siap berangkat ketika itu juga kulihat wanita berbaju hitam tadi  berjalan menuju gerbang kampus. 'Ah.. Jadi dia berjalan kaki? Dia mahasiswi sini juga?' tanya ku dalam hati, kulihat jam ditangan pukul stengah 12 siang skitar 3 jam lebih dia berjalan, memang tempat aku menunggu mobil tadi ke kampus sangat jauh belum lagi waktu menyebrang juga jika ditempuh dengan jalan kaki sekitar 3 jam lamanya. Kulihat uang 4000 ku, 'tak ada kah dia uang 4000 ini? Untuk sekedar naik angkot saja?' tanyaku lagi dalam hati. 'Semoga keberkahan disetiap perjalananmu..' doaku dalam hati, prihatin, sedih, dan rasa syukur akhirnya kuucapkan juga hari ini.

Nikmati saja setiap perjuangan hari ini, nikmati saja lelahnya hari ini, karena setiap orang memiliki masa 'lelahnya' sendiri. Syukuri saja yang kau jalani hari ini, karena tanpa kau sadari diam-diam ada yang ingin menjadi seperti dirimu  hari ini.
(Flomairo Jannah)

~Yang paling tajam~


"Huu dasar gendut.. Bontet.." kata beberapa anak laki-laki mengejek teman sekelasnya tuti yang memiliki postur tubuh lebih besar dari mereka, hanya karena salah paham diantara mereka hingga saling mengejek lah yang terjadi, tapi bagi tuti ejekan gendut itu yang paling menyakitkan, diantara keluarganya dia sendiri yang gendut, Dia memiliki ayuk yang cantik, tinggi bagai model di televisi dan dia kebalikannya sangat jauh berbeda, 'usia SMP, yang masih masa pertumbuhan saja' kata mamanya menghibur tuti yang menangis dirumah, lama-lama entah mengapa dan dari mana badan tuti mengurus padahal nafsu makannya tidak berbeda seperti biasanya. Hingga 1 bulan tubuhnya kurus dan dia sangat senang sekali, hanya ibunya heran kenapa anaknya bisa begitu sederatis itu. Hingga satu hari tuti di larikan kerumah sakit karena dia mengeluh kesakitan, setelah dirumah sakit ternyata kondisinya sekarat itu semua karena efek samping obat pelangsing yang selama ini dia makan, ternyata efeknya tidak baik untuk tubuh dan mengandung zat yang mematikan bagi yang lagi masa pertumbuhan, hingga satu kelas pun heboh karena masuknya tuti kerumah sakit ditambah lagi ketika mereka tahu alasan kenapa tuti masuk rumah sakit, setelah tahu itu  kawan-kawan yang mengejek tuti pun menyesal dan minta maaf pada ibunya tuti yang mengurus tuti dirumah sakit, dan semua sudah terjadi hanya tinggal menunggu tuti berjuang melawan sakitnya, dan pasrah dengan takdir Allaah.

*teringat dengan salah satu pesan imam al-ghazali pada muridnya ketika dia tanya, apa yang paling tajam di dunia ini? Bagimu apa kawan? Pisau? Jarum suntik? Peniti.? Tidak! Bukanlah itu semua,  yang paling tajam adalah lidah. Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Mungkin terkadang kita hanya bercanda tapi tanpa di sadariucapan kita terus terngiang diingatannya, mungkin juga kita lagi marah karena kesalahan dia tapi tanpa kita ketahui ucapan marah kita itu justru menghancurkan hidupnya. Maka, jaga lah lidah kita. Seberapapun marah kita, seberapapn ingin membuat org lain tertawa jangan jadikan itu alasan untuk membuat tajamnya lidah kita berdarah bagi orang disekitar kita.

(Flomairo Jannah)

~anak istimewa~


"Bu guru hari ini aku puasa senin kamis.." kata anak kecil itu ketika aku baru datang, hamzah namanya anak istimewa yang ku temukan disini, aku beruntung sekali bertemu dengannya seperti hari ini ya sangat beruntung.. Masih kuingat semangatnya ketika kubilang bahwa wudhu sebelum azan akan membuat wajah kita diakhirat bersinar terang seperti matahari, maka dengan semngat dia melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk wudhu segera, ketika kutanya 'kenapa hamzah? Adzan masih lama satu jam lagi?' malu nya aku ketika dia jawab 'karena bu.. Aku ingin jadi yang paling terang nanti di akhirat.." jawabnya dan akupun tersentak dengan kepolosannya yang mengajariku arti fastabiqulkhoirat yang sesungguhnya. Dan hari ini dia berhasil sahur untuk puasa sunnah senin kamis, setelah hari snin kemarin aku tak makan permen yang dia berikan (karena setiap hari dia ingin sedekah, dan sedekahnya adalah lewat permen yang dia beli diwarung) lalu kujelaskan bahwa aku puasa sunnah senin-kamis dan tak ku sangka dia pun menjalankannya.. 'Ah hamzah kau sungguh istimewa' kataku dalam hati.. 'Bu.. Allaah akan senangkan dengan puasa hamzah? Allaah akan cinta kan dengan hamzah?" tanyanya padaku "emang kenapa?" tanya ku kali ini  bingung. "Ibu pernah bilang jika Allaah sudah sayang maka permintaan apa yang tidak  akan Allaah kabulkan?" katanya dengan suara lugu itu "Hamzah minta apa sama Allaah?" tanyaku sambil mendekatinya  "hamzah minta.. Agar mama dan papa ditempatkan disyurga.." jawabnya sambil tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya padaku "inshaAllaah hamzah inshaAllaah, karena doa anak yang sholeh akan Allaah dengar" kataku sambil menyeka sesuatu yang mengembang di atas pipiku, karena tak tahan Titik air mata itupun jatuh. "Bu Siti..." panggil seorang anak istimewa yang lainnya menghampiriku. Mereka adalah anak yatim-piatu, tempat aku berbagi ilmu dipanti asuhan ini, aku senang mengajar disini karena sebenarnya diam-diam  aku yang banyak belajar disini.

(Flomairo Jannah)

~perceraian~


Wanita yang cantik, pintar, lembut, dan solehah. Begitulah potret ayukku dimataku. Ketika tamat kuliah tidak sulit baginya menjadi seorang guru disekolah, PNS yang semua orang idamkan seolah gampang saja dia dapatkan. Sampai di usia 25 tahun dia menikah dengan laki-laki yang indah akhlaknya, pantas sekali bersanding dengan wanita solehah seperti dia ayuk Kirana yang ku punya. Tampak kulihat rumah tangga mereka harmonis-harmonis saja. Namun di usia 15 thn pernikahan, entahlah terjadi perceraian diantara mereka. Ayukku menangis dipelukan bunda, dia bercerita keturunan yang tak kunjung datanglah membuat dia dan kak Miko harus bercerai karena paksaan mertua yang ingin menimbang cucu dari anak pertama, padahal sudah berbagai rumah sakit dijakarta mereka periksa dan semuanya menyatakan mereka berdua itu subur dan bisa memiliki anak, tapi memang Allaah lah yang belum memberi rezeki dan amanah itu, sehingga segala usaha tak kunjung juga membuahkan hasil yang diinginkan. Setelah perceraian dikakukan ayuk berhenti dari tempat mengajar karena tidak tahan 1 tempat kerja bersama 'mantan' suaminya. Kurang dari 1 tahun kak miko menikah lagi dengan wanita yang dijodohkan oleh ibunya. Ayukku tambah menyibukkan diri dengan berbagai hal, mengikhlaskan jalan hidupnya dan mendoakan yang terbaik untuk kak Miko dan keluarga. Sampai diusia 45  tahun ayuk Kirana menikah dengan seorang duda yang sudah cukup dewasa, memiliki 3orang anak yang sudah besar semua, kak Bams kami memanggilnya dia duda karena 10 tahun ditinggal istrinya meninggal dunia. Dan kak miko bagaimana? Kudengar sampai sekarangpun belum dikaruniakan anak juga.

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia ciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha kuasa.” (QS.42:49-50)

(Flomairoh Jannah)

Senin, 07 Desember 2015

~Lupakah?~


Kejadian ini 5 tahun yang lalu ketika aku berada di restoran ayah membantu sebisaku disana, kehidupan keras dan kejam mengais rezeki yang halal membuat ayah jatuh bangun, dan alhamdulillaah warung  nasi yang biasa ayah gunakan jualan dulu, kini berkembang menjadi restoran yang cukup banyak pelanggannya, saat itu aku sibuk sekali mengantarkan pesanan dari meja kemeja sampai ada suara terdengar dari dapur "kebakaraaan.." membuat kami semua berlari, tapi karena suasana yang ramai akhirnya membuat aku terjatuh dan tiba-tiba dari arah dapur terdengar gas meledak sampai kurasakan ada yang membakar kakiku.. "Panaaas.." kataku serasa melepuh diipanggang saat itu, tak lama dari itu tim kebarakan datang dan menggendongku ke ambulance sepanjang jalan  aku menangis kesakitan karena panas nya membakar kakiku! Sampai tiba di rumah sakit asap dari  restoran membuat paru-paru ku sesak, dan kepalaku pening hingga aku pingsan. Keesokan hari nya kulihat ada ayah dan ibu disampingku menungguku, ibu mata nya basah seperti habis menangis! 'Ibu kenapa menangis?' tanya ku pelan ayah terdiam termenung disampingku, tak terbendung air mata ibu tumpah. Sampai ayah berkata pelan-pelan sekali, bahwa kakiku harus diamputasi karena kebakaran itu. Ibu tambah histeris menangisnya, ayah juga runtuh pertahanannya, dan hatiku sakit melihat mereka, aku anak satu-satunya dan mereka orang tua ku satu-satunya, sampai akhirnya kakiku diamputasi dan ibuku tidak makan berhari-hari, makin menyayat hati ini karena ayah juga seolah tidak ada semangat untuk hidup kembali. Sampai hati akhirnya kukatakan pada mereka, ketika lagi makan malam di hari  terakhir aku dirumah sakit "ibu.. Ayah.. Aku tidak mengapa kehilangan kaki, karena aku masih punya anggota tubuh yang lainnya, tapi aku tak kuat jika kehilangan kalian? Kalian bagai mayat hidup yang berjalan. Bahagia kalian adalah bahagia ku juga, sedih kalian adalah penderitaanku juga. Ingatlah kita masih punya Allaah" kataku terisak menangis membuat mereka menangis juga berjalan memelukku seolah mengatakan "terimakasih anakku.."

Wahai hambaKu lupakah kau dengan surat cinta dariku: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu.. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar…” (QS 2:115-157)

(Flomairo Jannah)

Jumat, 04 Desember 2015

~rindu~

"Haah..(sambil menghela nafas) baiklah" laki-laki berumur 25 tahun berjalan lesu menuju motornya lagi setelah dia baru pulang dari menemani ayuknya ke ATM, yang sekarang dengan rayuan maut adik wanita satu-satunya minta antar ke acara masjid al-qobah pusri, yang jika ditempuh dengan motor sekitar sejam lamanya. dengan sumringah adiknya itu menuju motor sambil memuji kakak satu-satunya yang paling setia dan siap sedia dirumah jika mama, ayuk, dan adik perempuannya minta antar-jemput kemana-mana bahkan keujungpun disanggupinya karena 'keluarga harta berharga satu-satunya' kata laki-laki itu. Ayah nya sibuk pergi pagi dan pulang malam untuk mencari nafkah hingga tinggal kakak satu-satu nya itu lah yang mau tidak mau harus mengantar jemput mereka. Bukan tidak bisa bemotor tapi ayuk dan adik perempuannya itu pernah trauma kecelakaan saat lagi belajar bemotor.

Setiap pagi dia harus mengantar ayuk nya ke kantor setelah itu mengantar adik perempuannya kesekolah, jika jam makan siang dia keluar menjemput adiknya dan jika pulang dia menjemput ayuknya dari kantor sehingga mereka selalu pulang bersama, dan setiap minggu pagi dia dengan ikhlas mengantar dan menunggu mamanya dari pasar pagi untuk membeli persediaan makan 1 minggu dirumah.
Hingga satu hari dia dipindahkan bekerja ke bangka dan mengaharus kan jauh dari keluarga, awalnya biasa saja tapi lama-lama adik nya berkata 'kemarin saat  ada kakak disini,  uang ongkos ini bisa ditabung untuk kebutuhan masuk kuliah nanti" katanya merindukan antar jemput kakaknya selama ini, begitupun ayuk dan mamanya.

Lalu kamu? Apa yang dirindukan keluarga mu saat kamu jauh dari mereka? Kebaikan apa? Cuci piring? Masak? Nyapu-ngepel? Atau mungkin rindu ajakan sholat dan mengaji bersama?

(Flomairo Jannah)

Rabu, 02 Desember 2015

~wanita itu pembunuh (kisahnyata)~

Perasaan terluka dari keluarga masih sangat dirasakan. Kehilangan, dan penyesalan seorang suami yang membiarkan istrinya pergi  tertanam sangat dalam, dan seolah mengakar dalam dirinya hingga dia tidak tahan lagi, dan memutuskan pergi menemui wanita itu. Wanita pembunuh istri yang selama ini dimanjakannya dan terlebih lagi karena istrinya sedang mengandung buah hati pertama mereka. Tetapi  setelah berada dipenjara semua nya menjadi jelas, dendam masa lalu membuat wanita itu menjadi pembunuh berdarah dingin!
Ya dia dendam.. Dendam sekali! Dendam dengan masalalunya yang dulu karena rasa malu,  dia tega mengaborsi anak yang ada dikandungannya! Dendam karena rasa takut menjadi aib keluarga, hingga dia memutuskan membuang anaknya yang belum utuh seutuhnya! Dendam karena cinta yang belum halal datang hingga rela memberikan semuanya tapi malah tak mau mengakui dan membuang semuanya  begitu saja! Dendam dan teramat benci karena ternyata rasa rindu itu mencekam  ketika diperutnya tak ada lagi yang bergerak seperti selama ini  dia rasakan. Dendam dan sangat benci karena rasa bersalah dan menyesal terus menghantui mimpi siang dan malamnya disetiap hari dan setiap detiknya! Dendam dan begitu benci hingga dia ingin anak nya kembali, dan mulai berfikir bahwa dia akan mengambil bayi yang ada di dalam kandungan wanita lainnya. Dendam itu membuat dia menjadi pembunuh dan mengambil paksa bayi didalam perut itu hingga sia-sia saja anak itu menjadi mayat juga pada akhirnya.

Jika bisa memilih menjadi mulia kenapa tidak? Jika bisa menjadi wanita baik untuk laki-laki baik kenapa tidak? Jika bisa hijrah dari sekarang kenapa tidak? Karena cinta sebelum akad hanya dipenuhi nafsu semata..

(Flomairoh Jannah)

Selasa, 01 Desember 2015

*~jilbab itu cuma topengnya saja~*


"Jilbab putri itu cuma topengnya saja.. Buat nutupi dosa-dosanya doang!"

"Bayangin aisyah aku baru mau berubah.. Mau belajar pakai jilbab, mau belajar rajin sholat, mau belajar ngaji lagi, mau belajar menyukai buku islami, mau ikut majlis-majlis ta'lim, tapi kenapa mereka malah bilangin aku kayak gitu? Mereka tidak tahu perjuangan aku pakai jilbab ini? Kau tahu kan keluargaku bukan faham islam? Aku ngumpuli uang buat beli jilbab sendiri, baju panjang, rok panjang aku harus ngumpuli uang dulu baru bisa pakai pakaian muslimah ini! Dirumah aku sholat sendiri berharap sholat berjamaah dirumah itu impian yang sangat jauh karena keluargaku yang tahu sholat itu wajib tapi tidak mau melaksanakannya! Aku dirumah harus pahamkan mereka, gak tahu gimana caranya agar mereka tidak aneh dengan perubahanku ini, aku ingin mereka juga hijrah seperti aku, tapi kenapa banyak sekali yang berkomentar-komentar ini dan  itu? Aku dibilang pakai topeng! Aku malu aisyah! Aku malu.. Aku ini bukan wanita sepertimu, yang bisa acuh saja dibilangin seperti itu, bisa tetap saja jalan kedepan tanpa memikirkan apa yang orang lain bilang, aku ini bodoh aisyah..omongan orang-orang bisa terus menghantuiku, rasa takut terus saja menghampiriku, sejak itu lah aku ragu lagi pakai jilbab, goyah lagi imanku aisyah.. Aku ingin melepas jilbab ini aisyah, seperti kata mereka aku ini tidak pantas mengenakan kerudung ini, aku ini bukan wanita suci.. aku ini kotor.." katanya sambil terisak menangis dikosanku datang dengan mata yang basah karena ucapan orang-orang itu terus terngiang dikepalanya..

Berbagai Kata-kata penguatpun ku sampaikan padanya, berharap dia tidak melepas kerudungnya, berrharap dia kuat dengan berbagai godaan, berharap imannya tak goyah..

Sahabatku.. Apapun masalalu nya sesungguhnya dia berhak untuk memperbaiki masa depannya,  perjuangannya untuk berubah menjadi lebih baik itu tidak lah sekejap mata tapi banyak hal yang dia lalui.. Setidaknya jika kau belum mau hijrah, jangan lemahkan mereka yang baru mau hijrah.. Karena kita sama-sama hamba Dia yang hina :')

(Flomairo Jannah)