Minggu, 13 Desember 2015

~anakku~


Baru 1 hari aku pulang kampung, karena lagi liburan semester. Lagi duduk-duduk didepan teras rumah memandangi halaman rumah yang makin banyak berubah, tak lama dari itu kakak pulang entah dari mana, ayah yang duduk diruang tamu langsung menegur kakak saat itu, 'dari mana rian? Kenapa semalam tak pulang?" tanya ayah sambil menatap tajam kekakakku, disuruhnya kakak duduk dulu, tak seperti biasa ayah juga menyuruh ku dan adik-adik yang lain bergabung diruang tamu, kamipun duduk disana, hanya ibu yang didapur sedang membuat kopi ayah, kakak hanya terduduk diam tidak menjawab pertanyaan ayah tadi, suasana sepi menyapa kami, "kalian bisa berdoakan?" tanya ayah pada kami semua, sesaat kami bingung 'apa yang hendak ingin ayah tanyakan sebenarnya?' tanyaku dalam hati. "Rian kamu bisa mimpin sholatkan?" tanya ayah pada kakakku lagi. Ibu datang membawa kopi ayah, lalu duduk di samping ayah, lengkap sudah kami duduk bersama diruang tamu, masih dalam suasana dingin tampak nya ibu juga menunggu apa yang ingin ayah katakan pada kami. "Ayah ingin jika nanti ayah dan ibu  dipanggil Illahi, kalianlah yang mengurus jenazah kami, dari memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan, jika nanti ada aib yang tak berkenan cukup kalian saja yang tahu dan yg menutupi, lagi pula  siapa lagi yang akan mendoakan kami jika bukan kalian darah daging kami, yang kami besarkan dengan sepenuh hati? Tubuh ayah sudah tidak kuat lagi nak, sudah rentah, ibu kalian juga sudah keriput dan beruban, tak banyak yang kami inginkan nak" ucap ayah mengutarakan keinginanya tampaknya kata-kata itu sudah lama ingin disampaikan hanya saja mungkin menunggu kami kumpul lengkap dan bersama. Hanya sedikit permintaannya seolah menegaskan bahwa ayah dan ibu tak butuh segala kemewahan yang sedang kami coba gapai, hanya menginginkan kebaikan untuk akhirat kelak. Dadaku sesak. Sesak sekali. Mendengar permintaan ayah yang kurasa sangat menyayat hati, sampai sekarang aku merantau kepalembang untuk kuliah disini kata-kata itu masih terngiang dan wajah sendu ayah masih terbayang. "ayah ibu, aku ingin memberikan mahkota kepada kalian diakhirat nanti.." kata-kata itu kutulis didinding kamar kosanku sebagai pengingat bagiku, jika aku mulai terbuai dengan dunia ini. (Flomairoh Jannah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar