Rabu, 09 Desember 2015

~senyum mekarnya~


Suara hujan itu makin deras terdengar.. Ku pandangi hujan yang turun lewat jendela kamar, 'bahkan hujan saja ikhlas takdirnya yang selalu jatuh kebawah' kataku bergumam sendiri. Langit malam ini sangat gelap tak terlihat bintang, tak trlihat bulan, yang terlihat hanya hujan yang makin deras saja. Rumah yang sederhana ini cukup di tinggali hanya 5 orang, papa, mama dan kedua adik-adikku yang masih kecil. Rasa gelisa menunggu seseorang sangat terlihat diwajah ini, kuingat pesannya jika aku meminta hujan berhenti "hujan itu berkah, jika minta berhenti hujan berarti meminta keberkahan itu berhenti datang, jangan menghakimi Allaah dengan permintaan berhenti hujan, karena mungkin saja hujan ini sedang  dibutuhkan oleh banyak orang diluar sana" katanya yg wajahnya sangat kuingat, wajah yang penuh banyak kerutan dikeningnya ketika permintaanku kuutarakan, yang paling banyak kerja kerasnya ketika aku bilang ingin melanjutkan kuliah,  motornya yang pernah dijualnya karena demi terwujudnya mimpiku proses demi proses itu dilakukannya, marahnya dia ketika aku pulang jam 7 malam karena habis batre hp tak bisa mengabarkan dan terkendala oleh macet yang panjang, terluka parahnya dia karena memboncengku untuk mengantarkanku kekampus ditabrak oleh orang yang mabuk dijalan, selalu gelisa menunggu kabar dariku ketika aku dikirim keluar kota mewakili kampusku disana, yang tak pernah terlihat lelah bahkan hari minggupun kekebun untuk menambah pemasukan dirumah. "Assalaamu'alaikum" suara yang sangat ku kenal membuka pintu depan rumah, dan masuk dengan baju basah kuyup karena hujan. kulihat jam 11 kami semua belum tidur karena menunggu papa dan terdengar suara adik kecilku "papaaa" katanya menyambut papaku, dengan senyum yang mekar papa mencium adikku, ya saat papa pulang dari kerja saat dia disambut oleh kami semua, saat itu lah aku bisa melihat senyum mekarnya:')

“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”. (Flomairo Jannah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar