Yang terlihat sekarang adalah bayang-bayang seseorang yang tidak jelas dimata, tertutup embun yang sebentar lagi akan jatuh kebawah, air itu akan segera terjun dari kedua lensa mata, membuat pipinya yang merah basah karena sebuah keputusan barusan didengarnya, 'tak bisakah kita bicarakan lagi?.." pinta nadin setengah memohon karena tak percaya dengan apa yang barusan terjadi.
Tapi Zaid terus saja berlalu meninggalkan wanita yang bersama dengannya selama 1 tahun ini. Nadin memang sudah lihat perubahan zaid selama 1 bulan terakhir, tidak pernah lagi menelfon, sms jarang, tidak pernah mengajak jalan, kalau diajak jalan selalu banyak alasan, dan yang paling menyakitkan sifat Zaid berubah cuek padanya.
"Maafkan aku.. Tapi seperti yang sudah ku jelaskan jalan kita ini salah, memang aku yang lebih dulu menawarkan cinta padamu, maafkan aku mengajakmu pada hubungan terlarang ini, aku sadar hubungan ini tidaklah halal, cinta ini belum saatnya tumbuh, aku takut padaNya, sungguh hubungan kita terus menghantuiku, aku ingin hijrah.. Seutuhnya hijrah.. Aku ingin kita menyudahi semuanya, ku mohon doa kan aku agar istiqomah. Harus kuakui aku menyayangimu Nadin.. Tapi cara sayangku ini malah akan menjerumuskan kita ke api Nya, sudah lama aku memikirkan ini dan terakhir rasa gelisaku terus menyerang dan aku tersadar artinya harus segera ku sudahi tali ikatan ini, tali yang akan membuat kau dan aku sengsara di akhirat nanti.. Ku harap kau juga mau hijrah.. Ini jalan yang terbaik untuk kita, kita harus sama-sama melepaskan, biar takdirnya nanti yang mempertemukan lagi jika memang sudah suratan, jika tidak maka yakini itulah yang terbaik untuk kita berdua.." kata-kata Zaid teringat jelas di ingatan Nadin.
"Allaah.. Aku juga ingin hijrah.. Juga mau menjadi baik tanpa harus terus bermaksiat, bantu aku untuk berubah.." sesak dadanya sambil tertatih meminta pada yang Maha Pemilik Cinta..
(Flomairo Jannah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar